Disebuah pedesaan yang lengang dengan riak air yang tenang di belakang rumah gubuk mungil tempat aku menghabiskan masa kecilku dulu di kampung...
reot dinding kulit kayu,dengan bau khas lapuk yang masih ku rasakan hingga kini..
aku terkesima mengenang masa itu...
masa dimana aku menghabiskan sebagian masa hidupku di sana

Dengan kesederhanaan yang kami lakoni,menumbuhkan semangat bagiku utk maju selangkah kedepan.
mengenyam pendidikan yg lebih tinggi dari pada teman-teman sebayaku yang hanya bisa pasrah dengan titel tamatan EsDe.
aku tak hanya ingin bisa membaca dan menulis aksara yang dulu tak ku mengerti terpampang di layar televisi yang jarang-jarang bisa kulihat...
hanya sekali waktu saja aku dapat menikmati layar bergerak yang menurutku aneh kala itu...
dan disana ku mulai berhayal....ku ingin miliki semua yang tergambar disana secara nyata....

tamat dari sekolah dasar aku merengek pada ibuku yang cuma seorang ibu rumah tangga biasa yang tak bekerja.
sedangkan ayahku cuma hanya seorang petani karet yang penghasilannya pas-pasan karena kami tidak mempuyai kebun utk di toreh,ayahku penoreh karet dari hasil kebun tetangga dgn jatah bagi hasil ...
aku merengek ingin melanjutkan sekolahku ke tingkat SLTP di kecamatan yang cukup jauh dari desa tempat tinggalku.
bisakah terbayang bagai mana mungkin orang tuaku mewujudkan keinginanku yang menurut orang2 di kampungku terlalu muluk utk taraf hidup kami yang serba kekurangan.
bersekolah di tingkat kecamatan seperti itu hanya bisa di lakoni oleh orang2 yg berada (kaya) di kampungku,tidak untuk aku yang cuma seorang anak petani karet...
hatiku tak terperi kala itu, membayangkan ketidak berdayaan orang tuaku...dan pada suatu malam ku katakan pada bapak,kalau aku ingin memiliki apa yang ku lihat di layar bergerak yang jarang kulihat itu.
aku ingin jadi orang kaya Pak...aku ingin sekolah yang tinggi,agar aku bisa menggapai apa yang ku impikan di layar bergerak milik Pak Kades....

Bapak hanya bisa tersenyum, melihat imbuhanku malam itu,
Nak,,,cita''mu tinggi setinggi langit,namun kau lihatlah keadaan kita saat ini...kau sudah tamat dari EsDe saja sudah bersyukur,bisa membaca saja Bapak sudah senang...jaganlah memikirkan hal yang muluk-muluk tentang dunia di luar sana.
itu bukan dunia untuk kita orang2 miskin nak...
aku makin terpinggir oleh kata2 bapak yang untung saja tak mematahan semangatku waktu itu....Namun nasibku tak berpihak kala itu...aku harus rela membuang impian sekolah ketingkat SLTP di kecamatan krn kemiskinan orang tuaku.
akhirnya aku mengikuti jejak Bapak,menjadi pemotong karet hasil bagian dengan sang pemilik kebun.

tiap malam selalu hatiku bergejolak,keinginanku utk sekolah kian mendidih,aku harus berusaha,dan nekat adalah jalan keluar untukku bisa wujudkan semua'y...(pikiran itu yang tiba-tiba muncul di benakku.)
langsung saja aku melompat dari derit reot dipan lusuh di beranda depan gubuk reot yg ku tinggali bersama keluargaku itu.
aku menemui bapak dan aku ungkapkan keinginanku lagi malam itu,,,,
Pak...kataku pada bapak yang duduk di sudut ruangan dgn rokok longlat terjepit di antara jarinya dengan asap bau rokok yang menyengat hidung...
aku masih ingin sekolah pak, aku ingin melanjutkan cita-citaku Pak...
''Tiana...kamu itu seorang anak perempuan,bapak heran dengan mu,kenapa masih saja punya pikiran seperti itu.
Setahun yang lalu kau katakan pada bapak ingin sekolah lagi,dan bapak kira kau sudah melupakan keinginan yang tak mungkin bisa bapak berikan untukmu...
Bapak sudah tua, Bapak tak menginginkan kau memikirkan hal yang tak mungkin nak....sudahlah lupakan saja impianmu itu.

aku terdiam sejenak....tak bisakah ataukah memang ini takdir anak desa sepertiku yang mustahil memiliki cita-cita...????
aku tak ingin seperti Marni sahabat baikku...yg setamat EsDe menikah dan kini menggendong anak sambil bekerja di gelap'y dapur dgn kepulan asap menyesakkan nafas dikala fajar belum menyinsing demi menyiapkan kebutuhan suami'y yang juga seorang petani kebun karet.
aku tak ingin selamanya berkubang dengan bau getah karet yang menyengat seumur hidupku.
aku ingin ada perubahan,,,aku ingin hidupku jauh lebih baik dari Marni,Ida,Laila,Leha teman2ku dikampung.

''Aku tetap ingin pergi pak, ijikan Tiana, walau Tiana anak perempuan,namun Tiana ingin merubah nasib kita Pak.
Tiana ingin Bapak & Emak serta adik'' hidup lebih layak dari saat ini...jika Bapak merestui Tiana dengan doa, Tiana yakin suatu saat nanti Bapak akan menikmati impian Tiana akan layar bergerak milik pak Kades itu Pak.

Emkku menangis,mata Bapakkku juga berkaca2 melihat wajah memelasku kala memohon ijin padanya.
''Pak, nasib & takdir harus kita perjuangkan,jangan hanya pasrah dengan keadaan yang ada.
umurku belum genap 14 thn kala itu,
''Namun dgn buku ini aku yakin dunia diluar sana dapat menerima Tiana Pak.
buku ini pengobar semangat Tiana selama ini...ku acungkan buku usang yang ketemukan di jalan desa dua tahun lalu kala ku pulang sekolah dengan telanjang kaki menelusuri jalan desa yang berbatu...mungkin milik orang kota yang jatuh kala melintas di jalan desaku kala itu.

Dengan apa kau akan bertahan hidup disana Tiana,sesusah2nya kita disini, akan lebih terjamin dari pada kau di luar sana tanpa kami orang tuamu menjaga nak...kata ibuku yang masih menagis.
"Aku akan sambil bekerja mak,kerja apa saja...asalkan aku dapat sekolah, nanti jika Tiana sudah sukses, Tiana akan menjemput Bapak dan Emak disini....Tiana janji Mak,,,Bapak ijinkanlah anakmu meraih mimpi...pintaku sekali lagi pada Bapak yg membuang muka di keremangan sudut ruang dgn msh menghisap longlat'y.
aku tahu, Bapak menyayangi aku,Bapak tak ingin aku menderita di rantau, namun aku harusssss.....demi impianku.
''Pak.....aku beralih bersujut di kaki Bapak bersimpuh di ujung kakinya memohon.
Bapak masih diam mematung,,,,lama,,,dan aku tek ingin beranjak tanpa jawaban dari Bapakku.
akhirnya terdengar suara berat & serak Bapakku terucap...
''Tiana,jika kau ingin pergi,pergilah nak...Bapak tak dapat memaksamu lagi,,,hatimu keras bagaikan batu,tekatmu kuat laksana karang, Bapak dapat merasakan'y sejak dari kau kecil..kau memendam impianmu selama setahun,Bapak melihat kau sering melamun di serambi..Bapak tahu apa yang kau pikirkan...kau tak seperti anak2 sebayamu...
Jika kau ingin pergi,,,pergilah nak...wujudkan impian mu, dan jangan kembali jika kau belum berhasil.
karena ini adalah pilihan hidupmu,,,dan Bapak tidak bisa membekali materi,,,cuma doa yang kan selalu menyertai kau dimanapun kau berada & selama kau di jalan yang benar,,,

dengan mendengar kata restu dari Bapak,,,duniaku terasa terbuka, malam nan gelap di gubuk reot itu terasa terang benderang kurasakan....aku melayang,,,,dan ku peluk Bapakku erat2 yang tak pernah ku lakukan selama hidupku.
itu pertama kalinya aku memeluk Bapakku.......Tiana janji Pak, Tiana akan kembali kesini dengan hasil yang membanggakan Bapak serta Emak...itu janji Tiana.

Dengan selembar pakaian yg ku masukka kedalam kantong kresek lusuh serta buku penyemangatku, aku berangkat kekecamatam yang jarak'y 8 jam dari desaku,,,dgn menumpang truk yg melintas aku kuatkan tekatku.
sesampainya di tempat tujuan aku bingung dan tak tahu kemana arah langkahku,,,dan karena kelelahan ku coba beristirahat di tangga sebuah masjid krn mungkin lebih aman menurutku disana dari pada di jalanan.
hari sudah larut kala itu...perutku mulai tak bersahabat...mataku melihat kesana kemari,namun tak seorang pun yang kulihat melintas....kerena lelah yg mendera,kantuk pun tak tertahankan,akhirnya ku terlelap dengan rasa laparku.....
tanpa sadar berapa lama aku terlelap,aku tersentak bangun karena ada yang menepuk pundakku dengan parlahan.
ku coba memincingkan mata,dan kulihat seraut mata teduh menatapku dengan senyum....
''Asalammualaikum '' sapanya padaku.
dan aku lekas bangun,& membalas salam'y walau aku bukan seorang muslim...dan ternyata beliau adalah seorang Bapak Ustad yang bersahaja....Ia menawarkan aku tempat berteduh dirumah'y dan disambut oleh istri'y yang tak kalah ramah'y juga...akhirnya aku menetap disana dan kuceritakan semua kisah tujuanku datang  kesana.
dan Pak Ustad berjanji akan membantuku....dan berjuta ucapan terima kasih ku ucapkan pada beliau yg sudah menolongku kala ku terlunta....

singkat cerita, aku diperkenalkan pada Koh Asun,pemilik warung kopi di kecamatan sebangun tempat tujuanku kala itu.
Ia seorang warga keturunan Tionghua yang cukup baik terhadapku.
aku bekerja padanya sebagai pelayan,dgn rasa syukur ku kerjakan semua tugas darinya.
aku juga dibolehkan tinggal di rumahnya yg sederhana,tidur sekamar dengan anak perempuannya yang bernama Meilani anak semata wayang mereka yang cantik..
dan karena keuletan ku akhirnya aku di sekolahkan oleh keluarga Koh Asun bersama2 dengan Meilani di sekolah yang sama.
selepas sekolah aku membantu diwarung kopi milik'y dan juga berkemas di rumah'y koh Asun papa'y Meilani.
hari berganti hari bergulir tahun....
ku coba menahan rasa rinduku pada Bapak & Emak serta Adik2ku di kampung....yg terlintas di otakku hanya satu pesan dari Bapak..."JANGAN KEMBALI JIKA KAU BELUM BERHASIL" dan dengan itu tekatku makin terpacu.

Akhir'y aku dan meilani tamat di SLTP dan dengan nilai yg lumayan membanggakan,akhi'y aku mendapat beasiswa kekota utk melanjutkan SMU.
tanpa pikir lebh jauh,ku terima saja tawaran itu,,,hingga akhir'y aku pun melajutkan sekolahku dan harus meninggalkan keluarga koh Asun serta Meilani & Mama'y yang selama ini sudah sangat baik padaku.
dan aku berjanji tak akan melupakan jasa2 kalian padaku....ungkapku pada Koh Asun yang ku sapa ''Asun Suk'' kala ku akan berangkat kekota Pontianak untuk melanjutkan study ku,sedangkan Meilani msh melanjutkan sekolahnya di kota yang sama yaitu msih di kecamatan sebangun.

Mulailah lagi aku dengan kehidupan baruku di kota yang cukup terbilang besar nemurutku yang seorang anak petani karet dari desa terpencil...
akhirnya aku dapat pula menghirup udara kota yang banyak debu mengotori hidung....bau asap kenalpot kendaraan, bau comberan got, beginikah suasana kota...kataku dlm hati.
Ah,,,,tapi sudahlah, yg terpenting bukan itu semua yg menjadi soal, aku harus ttp pada tujuan semula...meraih impianku.

singkat cerita aku sekolah sambil bekerja, masih ditoko...tp kali ini di toko kelontong koh Ahong...dan ku sapa beliau dengan panggilan Hong Suk (sapaan paman dlm bhs khek warga pontianak) yg juga merupan saudara kandung dari Asun Suk - (koh Asun) papa'y Meilani.

aku makin giat bekerja agar orng yg kutumpangi tak merasa sia-sia aku merepotkan mereka.
dan selama aku bekerja aku tak pernah dibayar dengan gaji selayak'y para pekerja pada umum'y begitu juga wktu msh ikut dgn ''Asun Suk'',aku hanya berharap dapat terus sekolah & meraih impianku.
namun aku bersyukur dan tak mengharapkan imbalan apa pun yg penting aku di beri tumpangan dan tak merasa kelaparan selama ku jauh dari Bapak & Emak di kampung.

singkat kisahku, aku hampir menamatkan studyku di tingkat SMU,dan masih menumpang tinggal serta bekerja di rumah ''Hong Suk'' yg begitu baik padaku selama ini...
hingga pada suatu hari Afa Ji (sapaanku pd Istri dari Koh Ahong) berkata padaku...maukah kau menjadi bagian dari keluarga besar kami dan menikah dengan Ahua anak sulung ku setamat'y kau dari Sekolahmu di SMU Tiana ???
Kau sudah lama tinggal di rumah kami dan kulihat perangaimu baik, Ahua akan bahagia mendapat pendamping sepertimu kelak...dan aku juga sudah mengenal dan suka padamu seperti aku menyayangi anakku sendiri...

Aku kaget dan tak dapat berkata banyak kala itu,,,aku tak menyangka kebaikan keluarga ini padaku & rasa sayang'y mereka padaku sampai sebegitu besar'y hingga ingin menjadikanku bagian dari keluarga mereka...
Begitu juga dengan Ahua, dia seorang pemuda yg baik,rajin bekerja membantu usaha keluarga'y...di samping itu dia juga kuliah sore hari setelah selesai bantu2 di toko papanya...dia baik & perhatian padaku.
aku beruntung bisa mengenal keluarga ini dalam kehidupanku....namun untuk menikah seusai aku tamat sekolah sepertinya tidak masuk dlm kamus masa depan yg ku impikan.
dan akhirnyaku katakan, aku masih ingin melanjutkan studyku jika Tuhan masih berkehendak aku sekolah lagi, dan untuk mewujudkannya aku akan bekerja selepas'y aku sekolah nanti.
dan untuk menikah aku belum bisa,,,dan ternyata Afa ji orang'y baik dan dapat mengerti & memahami aku.
malah aku di ijinkan utk tinggal di rumahnya selama yg ku inginkan...

Singkat cerita perjalanan hidupku di ridohi oleh Yang Kuasa, aku lulus SMU dgn nilai yg memuaskan,lagi-lagi aku berkesempatan mengenyam bangku kuliah yg ku cita-citakan sejak kecil dengan mendapatkan Beasiswa.
kini aku di hadapkan pada satu pilihan yg tak mungkin ku lepaskan begitu saja,aku berkesempatan kuliah di Jogja.
dan dengan sedikit keberatan hati dari keluarga Hong Suk serta Ahua tentunya aku bersikukuh ingin melanjutkan study di Jogja...
akhir'y berangkatlah aku kuliah di Jogja,kota impian kota yg lebih besar dari kota Pontianak yg baru pernah kulihat kini.
bagai mimpi rasa'y perjalanan hidupku hingga bisa sampai disini....
dan tekatku makin kuat terasah setelah ku mulai mengenal duniaku yang sekarang.

Hari2 terus bergulir,masa terus berganti hingga tak terasa kuliahku sudah memasuki tahun ke-3
tak lama lagi aku akan menjadi sarjana seperti yg ku impikan, aku makin bersemangat,walau banyak hambatan di tengah-tengah perjalanan hidup yang tak mudah ini..
namun wajah Bapak & Emak serta adik2ku selalu terbayang di pelupuk mataku...
"JANGAN KEMBALI JIKA KAU BELUM BERHASIL TIANA" Kata-kata Bapak pemacu semangatku,walau tubuhku kian ringkih & lelah mendera kala ku harus bekerja paruh waktu utk memenuhi kebutuhan hidupku selama di Jogja.

Ahua, sekali waktu dia selalu menghubungiku via HP yang di berikannya padaku kala aku akan berangkat mengadu nasibku di jogja.
ku tahu perhatiannya cukup berlebih padaku, dan kadang terbersit rasa suka padanya, namun perasaan itu hilang sekejap kala ku ingat pada apa yg harus kuraih......
kini semua yg kulihat di layar bergerak milik pak Kades berukuran 14'' nyataku lihat,,,namun blum nyata bisa kumiliki.
semua itu memacu ku tuk menghilangkan rasa yg menyelinap dlm batinku tentang kebersamaan bersama dengan Ahua.
sekali waktu Ahua pernah bertanya padaku, "Adakah kau menemukan teman spesial di Jogja Tiana?"
"Apakah Koko masih bisa menelpon mu setiap waktu tanpa ada yg melarang ?
Ku tahu arah maksud 'y Ahua dgn kata'' itu...namun ku coba untuk menepis semua prasangka yang ada...
Lupakan semua Tiana,,,tujuanmu cuma satu,,,raih cita-citamu lekaslah kau kembali menjemput Bapak & Emak mu di kampung yg sudah sekian tahun tak pernah kau dengar akbar beritanya....

Oh,,,Bapak,Emak,Yaya,Novi & Ahen....aku merindukan kalian.
doakan slalu anakmu ini Pak,Mak agar cepat kembali bertemu kalian di kampung.....

***

Akhir'y aku lulus kuliah juga di Jogja, dan ku coba melamar pekerjaan di sebuah perusahaan asing yg bergerak di bidang pertambangan.
awal karier ku bekerja sebagai staff admin di perusahaan itu,dengan gaji yg tak seberapa besar hanya cukup untuk kebutuhanku sebulan dengan sewa kost murahan sebagai tempat berteduh dari panas dan hujan.
namun ku tak boleh mengeluh,,,jalan hidupku harus bisa berubah.
setahun bekerja di perusahan itu aku mulai menunjukkan prestasi kerja yg mulai membuat atasanku memperhitungkan kemampuan ku dlm bekerja...
dan aku di angkat menjadi sekretaris boss ditempat ku bekerja,,,yg awal'y aku cuma staff biasa disana.
kehidupanku mulai sedikit berubah, aku tak lagi tinggal di koss kumuh tempat semula ku tinggal...
dan dengan semua yg kuraih,rasa syukur tak lelah2ku panjatkan pada Tuhan...
sampai akhirnya,aku ditawari posisi yg cukup menjanjikan namun harus ditugaskan keluar negri,,,tepatnya di taiwan.
dan kesempatan itu ku raup tanpa ku pikir2 lagi,,,karena hidupku yg tanpa ikatan.

setahun ku di Taiwan,aku bertemu Khai Long, seorang pemuda enerjik yg rupawan,warga Taiwan teman sekantor denganku sekaligus rekan kerjaku juga...
aku dekat dengannya sejak saat itu, Bisa dikatakan pacaran tanpa ada kata jadian diantara kami...
semua mengalir seperti air...hingga aku di balik tugaskan kembali keindonesia bertepatan ditahun ketiga aku tinggal disana.

dan setibanya ditanah air tak berapa lama kabar yg datang untukku cukup mengejutkan, aku ditugaskan kembali keanak cabang perusahaan yang lain yg juga berada di luar negri,dan otomatis hubungan ku dengan Khai Long putus total karena kesibukanku yang makin padat setibanya aku di tempat kerjaku yang baru.
aku makin gila bekerja hingga aku melupakan tujuan awalku, aku lupa pada umurku yang kian bertambah...
pada janjiku untuk menemui bapak serta emak di kampung....

Suatu malam di dalam lelahku, Aku terlelap dalam mimpi,,,disana Aku melihat wajah Bapak & Emak menantiku di depan gubuk reot kami yg hampir rubuh bangunan'y karena di makan usia...
wajah mereka makin keriput dan pias menatap kosong kejalan setapak menuju gubuk reot tempat tinggal ku dulu...
dalam tatapan kosong mata Emak ku lihat ada genangan air yg mengalir,  di sudut bibirnya ku dengar rintihannya memanggil namaku....."Tiana"
aku tersentak bangun,,,walau baru saja ku terlelap rasanya....aku langsung bersujut bersimpuh.
Bapak,,,Emak Maafkan anakmu yg tlah lupa akan janji'y menjemput kalian melihat dunia yg kulihat di gambar bergerak milik pak Kades....
aku merindukan kalian........

***

Hari-hari masih seperti bisanya berganti,aku makin tenggelam pada duniaku, dunia yg entah itu bagian dari cita-citaku atau bukan. yg pasti itulah dunia yg kulakoni kini.
tak ada waktu luang yg kunikmati walau hanya sekedar utk memanjakan diri sendiri...
dua tahun di negri bersalju ku abdikan hidup ku dlm rutinitas kerja yg membabi buta...
Entahlahhhh......apa yg kucari...aku pun tak tahu jawabannya.

George Pranujaya, wakil direktur diperusahaan tempat ku bernaung pada suatu hari mengungkapkan isi hatinya padaku.
ia seorang pria keturunan pribumi sesuai dgn namanya,meminangku sebagai istri'y kala itu.
kala dimana aku tak lagi bertugas di negri paman sam,dan kini ku telah kembali lagi ke negriku tercinta, Indonesia.
aku memang tlah lama mengenal beliau,sejak ku mulai bekerja disini pada awal karierku...
Dia atasanku kala itu,dan aku begitu segan dan menghormati'y sebagai senior di perusahaan ini.
dan kini tak ku sangka,ia mengungkapkan keinginannya memperistriku,lagi-lagi ku tersekat di sudut pilihan.
dan dengan tegas ku katakan TIDAK pada'y tanpa alasan yg jelas kuberikan.
"Apakah karena aku seorang Duda beranak dua Tiana, kau menolak pinanganku ???
tanya'y padaku...
"Tak tahukah kau jika aku memperhitungkanmu jadi bunda dari anak2ku dan juga pendamping hidupku di masa depan.
sekali lagi tak ada jawaban pasti dan kejelasan yg bisa ku beri untuk'y.
mungkinkah hidupku di takdirkan tak memiliki pasangan hidup,hingga aku tak pernah memikirkan kehidupan berumah tangga dan memiliki keluarga yg utuh dengan suara anak2 yg riuh menghiasi rumah tangga ku kelak ??!!
yg ada kini di benakku kehidupan yg bebas tanpa ikatan, yg kan mengekang seluruh kebebasanku...Egoiskah jika ku berfikiran seperti itu kini ??

Mencoba melupakan pelik'y masalah hati dengan pengungkapan George yg ku anggap tak di pada saat yg tepat.
aku mencoba menenangkan fikiranku dengan mencoba shopping di mall yg tak pernah kulakoni sebelumnya.
karena ku hanya membeli kebutuhan ala kadar'y sekedar yg ku anggap berguna.
dan selama ini tak kumiliki teman berbagi apa lagi teman yg bisa ku ajak besenang2 seperti shopping bersama dikala waktu luang misalnya...
hidupku benar-benar sendiri dan monoton,di dlm rutinitas yg ku geluti selama bertahun-tahun.
dan saat ini aku merasa benar-benar sendiri......

Dan di salah satu toko tanpa sengaja ku berpapasan dengan sosok yang tak asing bagiku.
aku mengenal dia sebagai bagian dari masa laluku, dia Afa ji yang sedang menggandeng seorang anak kecil kira-kira berumur tiga  tahun...
ku perhatikan dengan seksama dan kupastikan ia adalah Afa ji yang ku kenal, lalu ku sapa beliau dengan panggila Ajie (panggilan Bibi dlm bahasa khek) dan ia menoleh padaku setelah ku sentuh pundaknya.
dahinya berkerut mencoba mengingat-ingat apakah pernah mengenal aku.
"Ajie,,,apakah masih ingat padaku ??
"Aku Tiana, Ajie.....
" Haaaaaaaaiiiiiiiii,,,Tiana....apakah ini benar kamu ?
teriak'y kaget tak menyangka bisa bertemu aku lagi ditempat seperti ini.
dan akhirnya aku dan dia bercerita banyak hal...dan ku tanyakan siapa anak kecil yang di pimpinnya itu.
dan ia mengatakan bahwa itu adalah anak Ko Ahua,,,dan aku kaget sekali melihat Ahua telah mempunyai anak sebesar itu dan begitu lucunya...
entah mengapa aku tiba - tiba saja suka pada anak itu,walau pun ia enggan ku dekati, mungkin ia belum mengenalku.

jadi Ko Ahua sudah menikah dan berkeluarga ih,,,??
berapa anak'y  sekarang ?
lama sekali tak pernah bertemu dengannya,apakabar'y
bagai mana juga kabar Ahong Suk sekarang,apakah sehat2 saja ???
banyak hal2 singkat yg kami bicarakan...ternyata ku dapati kabar jika Ahong Suk telah meninggal 3 thn yg lalu.
Sonia, adik'y Ahong yg seusia dgnku pun telah menikah dan memiliki 3 orng anak.
begitu juga dengan Abun serta Along adik laki2 Ahua.
mereka masing2 telah menikah dan memiliki keluarga dan anak.
ternyata waktu begitu cepat berlalu, dan melihat kebelakang hingga kemasa kini aku merasa benar2 tertinggal dari mereka.
melihat anak kecil dihadapanku jiwa kewanitaanku muncul...andaikan saja ia anakku...aku membatin.

Tiana....sini,jangan main jauh - jauh nanti kamu di culik orang....kata-kata Afa ji benar2 mengagetkan aku di antara lamunanku melihat anak kecil dihadapanku itu berlari menjauh dari pegangan nenek'y.
''Ajie, siapa nama'y ???
tanyaku yg belum sempat menanyakan nama anak ko Ahua...
Namanya sama dengan namamu Tiana,,,Ahua yg memberikan nama itu untuk anak'y.
terlihat Afa ji menatapku dalam2 tampak ada setitik mendung di wajahnya...dan aku menangkap mendung itu berkelebat lalu di sana.
belum sempat lagi ku bertanya, ada sapaan di belakang punggungku ku dengar, dan suara itu masih ku ingat jelas.
Iya,,,itu suara Ahua...aku masih belum melupakn suaranya hingga kini.
aku lekas2 berbalik menengok kebelakang, dan ku lihat sosok simpatik itu berdiri di hadapan ku kini,Ia tampak makin gagah sekarang...sungguh kenyataan yg tek pernah terbayangkan sebelumnya olehku dapat bertemu orang-orang di masa lalu ku di sini.
namun Ia hanya sendiri, tak tampak seseorng mendampingi'y dan ia juga terkejut melihat aku berdiri di hadapannya saat ini.

Tiana............hanya kata itu yg terucap ku dengar.

***

Sejak  pertemuan tak di sengaja itu dengan keluarga Ko Ahua serta mamanya.
Ia sering mengunjungiku di apartemen yg ku tempati kini. ia bercerita banyak hal tentang hidupnya.
sekali waktu aku juga kerap mengunjungi Afa ji, namun tak sekali pun ku bertemu dengan istri ko Ahua.
namun aku enggan tuk bertanya, entah mengapa...dan aku lebih tertarik membahas masa silamku kala masih tinggal bersama keluarga mereka.
banyak hal yang ku tanyakan, tentang toko kelontong yg kini diteruskan usahanya oleh aleng adik bungsu Ko Ahua.
semua saudara Ahua meneruskan usaha keluarga yaitu berdagang, namun tidak dengan Ahua.
Ia ingin mandiri dan mengikuti jejakmu meraih apa yg ia impikan Tiana...hingga ia nekat hijrah kejakarta dan melanjutkan kuliahnya di sini....jakarta tempat tujuannya.
dan hingga kini ia menetap dan menikah dengan wanita keturunan Tionghua yg di nikahinya 4 thn yg lalu.
dan dari Afa ji lah akhirnya ku ketahui jika Ko Ahua kini sudah menduda............................
karena istri'y lari bersama laki-laki selingkuhannya yang lebih kaya dan tega meninggalkan anaknya yang kala itu masih berumur satu setengah tahun....dan hingga kini tak tahu dimana rimbanya.
ya Tuhan..................setragis itukah nasib rumah tangga yg di jalani Ko Ahua...aku sungguh tak percaya.
laki-laki sebaik dan pengasih seperti dia tega di hianati seperti itu oleh orang yg di cintai'y.
"Namun, aku termangu sendiri dan berkata dalam hati........apa bedanya dengan aku yg meninggalkan'y dulu demi menggapai impianku....................????

di apartemen ku yg sepi ku kembali termangu sendiri, mengingat cerita yg ku denger dari Afa ji tentang kisah hidup laki-laki yg pernah menggantungkan harapan cintanya padaku...walau pun belum sempat terucap kala itu.
tiba-tiba kepalaku terasa berat, aku tak sanggup lagi membayangkannya lebih lama.
dan ku coba merebah sejenak dengan memutar lagu klasik yg lembut mendayu....
hingga mataku terasa berat,dan aku terlelap sejenak begitu tenang kurasakan...namun lagi-lagi hanya sejenak kurasakan.
terdengar suara ketukan pintu menyentak lelapku.
dengan lunglai ku buka pintu dan ku lihat sosok yg tak asing lagi bagiku berdiri di sana.
ku persihkan ia masuk sementara ku  tinggalkan dia mengunci pintu dan ku berjalan menuju dapur tuk merogoh minuman di lemari pendingin.

seperti biasa, hal-hal standar yg kami bicarakan,,,tentang pekerjaan dan seputar rutinitas sehari-hari yang membosakan bagiku akhir-akhir ini.
aku tak banyak keluh kesah,begitu juga dengannya, dan aku serta dia bukanlah manusia yg senang bercerita tentang hal-hal yg tak penting tuk di bicarakan,tentang gosip misal'y.....

habis kata habis cerita, kami pun terdiam, tengelam dalam deru isi hati masing-masing,bingung dgn apa yg harus di ucapkan kemudian tuk memecah suasana hening....
dan seperti biasanya,jika sudah begitu ia bergegas pamit pulang padaku,dan aku tahu persis dengan sifat'y, entah mengapa padanya aku merasakan mengerti banyak hal namun banyak hal pula yg tak bisa terucap dikala kami bersama.
aku menunggu detik-detik ia mengatakan..."Tiana aku pamit dulu, kapan-kapan aku masih boleh main kemari kan ??"
Namun, terasa begitu lama tak juga ku dengar ia berucap, dan ku coba melirik'y sejenak.
kulihat dia seperti berfikir & ada sesuatu yg ingin di sampaikannya...walaupun pandangannya menatap layar televisi di depan'y, tp tatapannya kosong.

Ko, ingin minum kopi ??
tanyaku mencoba membuyarkan lamunannya...Ia menggeleng tampa suara.
"Ada sesuatu yg anda fikirkan,bisa kubantu Ko ??
"Tiana..."
"Ada yg ingin ku ceritakan padamu, tentang rumah tanggaku & juga Tiana anakku.

"Yaa....aku sudah dengar semuanya dari mamamu kemarin,mengapa bisa sampai begitu ?? tanyaku.
"Karin pergi karena salahku juga,aku penyebab dia pergi meningalkan aku dan Tiana...
"Hm...???? aku mengerutkan dahi mendengar cerita'y
"Ya,,,karena aku tak bisa melupakan kamu Tiana...hingga anakku lahir, aku memberikannya nama Tiana sesuai namamu.
dan sebelumnya dia tahu tentang kamu, dia cemburu, kami bertengkar hebat,akhir'y sejak saat itu dia berubah begitu juga dengan aku terhadap'y.
dia tak pernah mau mengalah dan mengerti aku lagi,,,hingga akhirnya ia pergi bersama lelaki pilihannya dan meninggalkan aku serta anak'y tanpa kabar berita hingga saat ini.
"Tiana......" kata'y sejurus kemudian & ia tampak diam sejenak,tampak ragu2 tuk berucap, dan aku diam tak menjawab panggilannya,menunggu ia melanjutkan kata...

"Maukah kau menjadi ibu dari anakku Tiana...???
"Terus terang ku katakan ini padamu saat ini,karena sudah sekian lama ku pendam rasa ini padamu, tanpa berani ku ungkapkan isi hatiku, dan sekarang aku tak ingin kau pergi lagi dariku seperti dulu.
kita sudah tak muda lagi, tak seperti beberapa tahun yg silam.
ku rasa kau sudah menggapai impianmu,apa yg kau cita-citakan kini tlah terwujud ku lihat, tinggal satu yg belum kau wujudkan ya itu berumah tangga...
"Tiana kita sempat terpisah tanpa sempat ku mengungkapkan perasaanku padamu dulu, namun aku yakin kau tahu itu.
dan saat ini saat yg tepat menurutku, kau jangan pergi lagi Tiana, kita mulai kehidupan yg baru bersama,kita bangun impian kita yg belum sempat terwujud bersama.
maukah kau hidup dengan ku selamanya ... ???

"Kau melamar ku Koko ??

"Ya.....

Aku menarik nafas dalam-dalam,tak menjawab,tak juga berani menatap matanya,aku tak tahu apa yg harus kukatakan padanya.
menolak lamaran George yg juga seorang duda,kini aku dilamar lagi oleh seseorang yg staus'y tak berbeda dengan George.
Takdir kah ini atau hanya kebetulan belaka ??!!!

"Ku pikirkan lagi lamaranmu Ko...itu jawabanku pada'y.

***

Seminggu berlalu,Dua minggu berganti waktu pula dan sudah dua kali Ko Ahua menanyakan jawabanku,dan aku tak bisa mengulur waktuku lagi.
harus ada jawaban tegas yg ku berikan untuknya malam ini. dan Ia menunggu jawabanku pastinya...

Oh Tuhan....semoga ini semua akhir dari segalanya,dan keputusanku bukanlah sebuah kekeliruan fatal yg ku ambil.

"Tiana.....

"Ko....
(kata kami serentak terucap...dan seketika diam sejenak.)

"Aku sudah dengan siap dengan jawabanku untukmu...

"Katakan Tiana,apapun jawabanmu aku terima dengan lapang dada.

"Ya,aku tahu,,,dan aku siap menjalani sisa hidupku denganmu Koko.
 Tampak binar-binar bahagia dimata'y,namun aku tak tahu bahagia atau apa yg kurasakan saat ini.

"Aku akan atur secepatnya acara pertunangan kita,dan secepatnya kita mengunjungi orang tuamu Tiana...

Degggg...aku tersentak,Orang tuaku......Bapak,Emak...untuk kesekian kalinya aku melupakan kalian...dan kini aku benar-benar merindukanmu.
aku akan kembali Bapak...janjiku akan ku tunaikan kini,Tianamu yg hilang kan kembali..

Begitulah akhirnya, aku dan Ko Ahua mempersiapkan semua kebutuhan pernikahan kami, undangan di sebar,semua sanak keluarga di undang termasuk keluarga Asun Suk serta Meilani,,,,
tampak rona-rona bahagia di mata keluarga besarnya atas pernikahan kami.
hingga hari yang di nanti-nantikan pun tiba, aku resmi di persunting istri oleh orang yg mencintaiku.
pesta yg tak begitu besar di gelar...namun kebahagiaan menyelimuti hati kami.
dan sudah tentunya juga bahagiaku pastinya.

selepas menikah kami memutuskan mengunjungi orang tuaku dikampung yang sudah sekian tahun ku tinggalkan. dan dalam perjalanan ke sana kami sempat mampir kerumah Asun Suk serta Pak Ustad yg menolongku dulu untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di kecamatan sebangun.
dua hari disana kami pun melanjutkan perjalanan menuju kampung halamanku yg jaraknya lumayan jauh itu.
dan aku pun sudah hampir lupa akses menuju kesana, namun di sepanjang jalan yg mengantarkan aku pada kenangan masa kecilku dulu masih samar ku ingat.
jalan-jalannya sudah banyak berubah, tak lagi sepi seperti waktu ku tinggalkan dulu...jalan di kampungku tak lagi  sempit dan bersemak...segalanya telah berubah.
dan aku tak lagi mengenali mana arah menuju rumah gubuk Bapakku...

Dengan bertanya kesana kemari akhirnya ku temukan rumah yg dulu menjadi tempatku berteduh dari panas dan hujan bersama keluargaku.
aku terpaku di ujung jalan setapak menuju halaman rumah Bapak, mencoba mengingat-ingat tentang kenangan yg pernah tertinggal di sini...mataku berkaca-kaca.
tak ada yg berubah,setelah sekian tahun ku tinggal, rumah Bapak masih saja berupa gubuk peot yg berdindingkan kulit kayu...bau lapuknya masih ku ingat denga jelas hingga kini...

"Bapak,,,,

"Mak,,,,
aku memanggil dengan ketukan penuh harap bertemu lagi dengan orang-orang yg ku rindukan selama sekian tahun, namun tak ada jawaban,
sunyi...
senyap..
dan aku mencoba melangkah kearah belakang rumah Bapak, Suamiku mengiringi langkahku...ku lihat di sekeliling halaman belakang yg sebagian di tumbuhi rumput semak.
semuanya masih tampak seperti dulu...
Di dekat tempayan tua di samping gubuk reot milik Bapakku, mataku menagkap sesosok renta yg sedang merunduk membungkuk, entah apa yg dilakukannya di situ.
hanya punggung'y yg tampak oleh kami, namun aku masih mengenalinya dengan jelas....

"Bapak.....
anggilku dengan deraian air mata kerinduan...Ia membalikkan tubuhnya, menatapku begitu lama.

"Siapa ya nak....???
tanyanya padaku tak mengenali.aku berlari memeluknya, ku tumpahkan semua kerinduanku saat itu........
(itu kedua kalinya seumur hidupku aku memeluk bapak)

"Ini Tiana Pak,,,anakmu.

"Tiana....Tiana...Tiana.
(aku mengendurkan pelukkanku...menatap dalam-dalam wajah bapak yg kian keriput ku lihat, wajah tuanya tampak masih menyimpan lelah.

"Benarkah kau Tiana..???

"Kau kembali Nak...??

"Kenapa lama sekali kau baru kembali...Bapak & Emak merindukanmu.

"Bapak, kini Tiana sudah kembali menjemput Bapak untuk ikut bersama Tiana.
dan kenalkan Pak, ini suami Tiana...
kataku memperkenalkan suamiku pada Bapak kala itu.

"Dimana emak Pak...sambil aku menuntun bapak masuk kerumah gubuk milik kami di bantu suamiku.

"Ibumu pergi kerumah Yaya adikmu...istrinya melahirkan tadi pagi, katanya.

Dari Bapak ku tahu jika semua adik-adikku telah menikah dan berumah tangga, nasib mereka sama seperti teman2ku yg lain.
pasrah dengan kemiskinan & menikah di usia muda, selamanya menetap di kampung dan tinggal di rumah gubuk berdinding kulit kayu tampa ada perubahan.
kasihan adik-adikku...mengapa mereka tak ada yg mengikuti jejakku berjuang keluar dari keterpurukan ini.
Novi adik bungsuku menikah dengan pemuda kampung sebelah & kini beranak satu.
sedangkan Ahen adik laki-laki di bawah ku menikahi anak gadis tetangga rumah, dam memiliki 2 orang anak...membayangkan kehidupam mereka hatiku miris.
masih seperti dulukah kehidupan keluargaku.

Hingga sore Emak pun pulang dari rumah Yaya adikku, beliau tampak terkejut ketika ku peluk kala ia hendak masuk dlm rumah.
tangis kami pecah penuh haru menyelimuti hati,,,ku ceritakan padanya kisah hidupku dalam perantauan ku mencari jati diri dan meraih cita-cita yg ku impikan.
hingga larut malam aku dan kedua orang tuaku bercerita tentang hidup kami selama ini...
keesokan harinya semua saudaraku berkumpul, ku peluk satu persatu adik-adik yg ku tinggalkan selama bertahun-tahun.
kini mereka telah tumbuh dewasa dan berumah tangga, namun kehidupan mereka jauh dari kelayakkan,dan menjadi petani karet adalah pilihan hidup yg mereka jalani, seperti halnya Bapakku

Tiga hari ku berkumpul bersama keluarga ku dikampung.
tiba saatnya aku akan kembali ke jakarta, namun ku katakan aku akan kembali menjemput Bapak & Emak tuk ku boyong bersama-sama ku kejakarta, menempati rumah baruku bersama suamiku.
Dan satu hal yg ku syukuri dlm hidup dan perjuanganku adalah  aku beruntung mendapatkan seorang suami yg baik hati seperti Huang Li Hua, dia lelaki yg sempurna yg di berikan Tuhan untukku.

Dua bulan kemudian, aku kembali menjemput kedua orang tuaku...
dan kepada ketiga adikku, ku berikan modal usaha yg layak untuk memperbaiki taraf ekonomi keluarganya...semoga dengan apa yg kuberikan dapat memberikan kehidupan yg lebih baik utk masa depan anak-anak mereka kelak.
agar tak lagi mengikuti jejak kakek dan nenek'y serta bapaknya yg cuma seorang penoreh pohon karet untuk menyambung hidup.

Kini, kebahagiaan ku lengkap sudah, janjiku pada Bapak & Emak sudah ku genapi tanda baktiku kepada mereka.
Dengan keluarga kecil ku,bersama suami & Tiana serta sikecil Mikhael buah cinta kami...
Hari-hari ku lalui dengan rasa suka cita...ucapan syukur tak henti - hentinya ku panjatkan pada Yang Kuasa,atas Rahmat yg Ia berikan utkku.
kini yg aku impianku tlah nyata,aku miliki semua yg kulihat di layar bergerak milik pak kades,,,,aku miliki pengalaman hidup yg berharga dari keinginanku untuk hidup lebih baik & layak.
aku miliki kenangan indah maupun duka kala aku memperjuangkan hidupku demi suatu perubahan pola fikir Bapakku.
aku merasa menjadi manusia yg sempurna, walau pun pada hakikinya kesempurnaan itu hanya milik TUHAN,
namun dengan apa yg ku miliki kini , dan melihat wajah-wajah polos malaikat kecilku,aku tak henti-hentinya bersyukur, bahwasannya aku miliki anak-anak yg lucu-lucu,pintar dan suami yang baik,serta dapat berkumpul kembali bersama kedua orang tuaku hingga akhir hayat memisahkan kami.
sungguh tak terperi kasih Tuhan utk perjalanan hidupku......

 

~ Tamat~


"Cerita ini ku tulis terispirasi saat aku mengunjungi rumah sepasang Orang Tua yg baik hati,yg baru ku kenal di USA,dan di sana aku melihat sebuah lukisan yg indah karya anak negri (Indonesia) terpajang apik di ruang tamu rumahnya dan dari situ aku terinspirasi untuk menulis sebuah cerpen yg mengisahkan sebuah perjuangan seorang Tiana yg ingin meraih cita-cita nya yg tinggi.
Semua tokoh & nama dlm cerita ini hanya Fiktif,dan dlm cerita ini ku coba menambahkan sedikit kisah nyata yg pernah ku dengar & alami dari orang2 yg mempunyai semangat juang yg tinggi.
semoga cerpen sederhana ini dapat menghibur dan dapat menjadi teman bersantai teman-teman semua dikala waktu senggang....


Salam Hangat, Tisana Wong
(CO, Nov 30, 2010)